Keren, Lembaga Ekonomi Ansor Semarang Diskusi Kemandirian Ekonomi Generasi Muda dengan Tokoh Masyarakat

Pengurus Lembaga Ekonomi Ansor (LEA) Kota Semarang berfoto bersama sesuai gelar berbuka bersama dengan tokoh masyarakat di Wedangan Kebon Gedhang Banyumanik, Kota Semarang, Rabu (3/4/2024) malam. (foto/redaksi )


SEMARANG, Titah.ID - Lembaga Ekonomi Ansor (LEA) Kota Semarang gelar berbuka bersama (bukber) bersama tokoh masyarakat di Wedangan Kebon Gedhang Banyumanik Kota Semarang, Rabu (3/4/2024).

Terlihat hadir tokoh-tokoh masyarakat di Kota Semarang seperti co-founder KJ Grup Jamal Luthfi, Advokat Muda Dipa Yustia, dokter dan pengusaha dr. Hayyi Wildani serta terlihat hadir Sekertaris Dinas Pemadam Kebakaran Ade Bhakti.

Usut punya usut ternyata keempat tokoh tersebut merupakan pembina dari Lembaga Ekonomi Ansor (LEA) Kota Semarang.

Menurut Ketua LEA Kota Semarang, Dimas Bagus Pamungkas, menyatakan bukber kali ini selain sebagai ajang silaturahmi juga sembari berdiskusi tentang kemandirian ekonomi untuk generasi muda.

"Mumpung suasananya Ramadhan, kita buka bersama sambil silaturahmi. Alhamdulillah, pengurus hampir lengkap hadir dan para pembina juga dapat ikut hadir ditengah kesibukan mereka sekalian diskusi membahas soal bagaimana generasi muda dapat mandiri secara ekonomi," kata Dimas Bagus Pamungkas.

Dimas menambahkan, isu terkait ekonomi santer dibahas di tengah masyarakat beberapa waktu ini.

Menurutnya, perlu ada pembahasan mendalam untuk setidaknya LEA Kota Semarang dapat memberikan kontribusi positif.

"Belakangan ini kan isu ekonomi jadi perbincangan di masyarakat. Sedikit membuat kami sebagai lembaga ekonomi untuk bisa memberikan kontribusi positif untuk masyarakat secara luas. Secara khusus ya sahabat-sahabat Ansor," katanya.

Salah satu tokoh masyarakat, Jamal Luthfi, menyatakan agar saudagar-saudagar Nahdliyin dapat lebih tahan banting dan memupuk mentalitas bisnis agar lebih kuat.

"Pekerjaan rumahnya itu mentalitas yang kuat. Jangan sedikit-sedikit menyerah serta lebih tahan banting. Jangan bingungan, belum mulai sudah bingung modal, saya ini jarang nyari investor, seringnya dicari investor," kata Jamal memantik diskusi.


Tokoh masyarakat lainnya, Ade Bhakti juga turut menyulut semangat pengurus LEA dengan memaparkan beberapa pengalamannya terdahulu.

Ade bercerita pada tahun 2006 ia diterima sebagai ASN dengan gaji waktu itu sekitar Rp 600 ribu. 

Menurutnya dengan gaji tersebut dirasa tidak cukup untuk menopang hidup di sisi lain saat itu masih kuliah di Fakultas Ekonomi Undip.

"Mau tidak mau harus sambil usaha, waktu itu modalnya hutang di bank, bikin konter pulsa di Unnes hingga punya server pulsa sendiri," kata Ade Bhakti.

Diketahui, LEA Kota Semarang memiliki beberapa program untuk meningkatkan kegiatan ekonomi ummat.

Diantaranya, program-program pelatihan bisnis, pelatihan desain produk, program bantuan promosi melalui platform digital, hingga advokasi pendaftaran sertifikasi halal.

Dalam kesempatan bukber tersebut turut hadir rekanan dari LEA yaitu perwakilan dari Bank Mega Syariah dan Bank Nano Syariah. (CN-7)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama