SEMARANG, Titah.ID - Sebanyak 600 siswa-siswi SD Hj Isriati Baiturrahman 1 Semarang menampilkan berbagai macam karya dalam rangkaian kegiatan pesantren Ramadhan 1445 H.
Masing-masing siswa SD Hj Isriati Baiturrahman 1 mulai kelas 1 sampai kelas VI menampilkan karya sesuai bidangnya masing-masing.
Beberapa di antaranya, seperti karya terkait wudhu, sholat, moderasi beragama, syahril Qur'an, khat (seni tulisan Arab) dan lainnya.
Kepala SD Hj Isriati Baiturrahman 1 Semarang Sri Lestari, S.Pd, M.Pd mengatakan kegiatan tersebut bagian dari gelar karya implementasi dari kurikulum merdeka dan puncak kegiatan Ramadhan 1445 H.
"Hari ini sungguh luar biasa karena anak-anak dapat berekspresi mewujudkan karya-karya dalam projek Ramadhan," kata Sri Lestari dalam kegiatan puncak kegiatan Ramadhan, Kamis (4/4/2024).
Menurut Sri Lestari, kegiatan Ramadhan di SD Hj Isriati Baiturrahman 1 Semarang tahun ini dikemas berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
Pada kesempatan itu juga dilakukan santunan kepada kaum duafa sekaligus berbagi takjil kepada orang-orang yang membutuhkan.
Tak hanya itu, melalui implementasi kurikulum merdeka ini para siswa membuat projek Ramadhan dengan tema yang berbeda-beda di kelas.
"Dikemas secara komprehensif lengkap dengan usul fiqihnya, syiar agama Islam, sehingga memberikan nuansa tersendiri bagi anak-anak yang dikemas dalam Ramadhan yang ceria," terangnya.
Ia menjelaskan karya siswa-siswi tersebut berbeda-beda, misalnya siswa kelas 1 fokus pada wudhu.
Para siswa tersebut membuat karya terkait dengan wudhu agar dapat diterima banyak orang.
"Mulai dari syariat wudhu-nya seperti apa, ayat Al Quran nya seperti apa dan bagaimana mengajak teman-temannya mampu berwudhu secara benar," terangnya.
Selanjutnya untuk siswa kelas 2 temanya tentang sholat, kelas 3 tentang syahril Quran, kelas IV membuat tulisan arab di komputer.
Sementara untuk siswa kelas V temannya terkait moderasi beragama, di mana mereka membuat poster terkait dengan moderasi beragama, seperti ayat-ayat Al Quran yang mendukung adanya moderasi beragama.
"Kemudian bagaimana sejarah kebudayaan Islam mengenai moderasi beragama yang dituangkan oleh anak-anak secara kreatif agar mampu belajar bertoleransi," katanya.
Kemudian untuk siswa kelas VI tema yang diangkat terkait dengan implementasi numerasi dalam zakat fitrah.
Karya-karya tersebut nantinya akan dinilai dewan juri, selanjutnya akan diambil setiap fasenya.
Misalnya fase A diambil tiga terbaik, fase B diambil tiga terbaik, fase C diambil tiga terbaik.
"Kegiatan ini merupakan proyek kolaborasi antara siswa, guru dan orang tua murid yang disusun kurang lebih selama tiga pekan selama Ramadhan," imbuhnya.
Beberapa wali murid, seperti Nur Chamy Hidayati (42) dan Yulinda Rahmawardani (47) mengapresiasi gelar karya dan pesantren Ramadhan.
Menurutnya, melalui kegiatan tersebut anak-anak menjadi lebih kreatif dalam mengekspresikan diri supaya lebih dikenal masyarakat lainnya.
"Pemahaman tentang agama semakin lebih baik dengan wawasan pengetahuan ajaran Islam yang global," katanya. (CN-9)

