Santri Dibekali Wawasan Kebangsaan dan Moderasi Beragama, Ini Tujuannya

Ratusan peserta mengikuti seminar penguatan wawasan kebangsaan dan moderasi beragama di aula Kemenag Kota Semarang, Jalan Untung Suropati, Kalipancur, Ngaliyan, Semarang, Kamis 22 Februari 2024. (foto/dok)

SEMARANG, Titah.ID - Ratusan orang yang terdiri dari santri, pelajar dan mahasiswa dibekali penguatan wawasan kebangsaan dan moderasi beragama.

Berlangsung di aula Kemenag Kota Semarang, Jalan Untung Suropati, Kalipancur, Ngaliyan, kegiatan berbentuk seminar kebangsaan tersebut diinisiasi

Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FKPP) Kota Semarang bersama Jaringan Penggerak Moderasi Beragama (JPMB) Kota Semarang.

Sejumlah narasumber hadir di acara tersebut, seperti Sekda Kota Semarang, Iswar Aminuddin dan Komandan Kodim (Dandim) 0733 BS/Semarang, Kolonel Inf Rahmad Saerodin. 

Kemudian, Kepala Kanwil Kemenag Kota Semarang Ahmad Farid dan Wakil Ketua PD Muhammadiyah Kota Semarang, Jumai.

Dandim 0733 BS/Semarang Kolonel Inf Rahmad Saerodin, S.I.P mengatakan ada beberapa hal yang dapat mengancam keutuhan NKRI, radikal kiri, radikal kanan, intoleransi, kapitalisme dan individualisme serta neo kolonialisme.

"Saya mengajak kepada semuanya untuk merajut kesatuan dan persatuan," kata Kolonel Inf Rahmad Saerodin, Kamis (22/2024).

Menurutnya, perbedaan menjadi kekuatan tersendiri bagi bangsa Indonesia supaya tetap kokoh dan semakin maju, bukan malah menjadi pelemahan atau permasalahan.

Ia menjelaskan penduduk Indonesia yang mencapai 270.203.917 jiwa memiliki banyak keberagaman.

Selain itu, Indonesia memiliki 715 bahasa, 1.340 suku bangsa, 17.504 pulau, 6 agama, serta 439 lagu daerah.

"Maka menjaga persatuan dan kesatuan bangsa menjadi kewajiban bagi seluruh rakyat Indonesia," terangnya.

Ia mengajak untuk menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia melalui toleransi antar-umat beragama, kemanusiaan yang adil dan beradab.

Selanjutnya persatuan Indonesia, musyawarah untuk mufakat, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

"Saya ibaratkan kalau membangun rumah isinya hanya batu maka tidak mungkin terwujud, tapi perlu ada semen, pasir, dan lainnya," imbuhnya.


Sekda Kota Semarang Iswar Aminuddin mengatakan, pada dasarnya prinsip moderasi beragama ialah menjaga keseimbangan di antara dua hal.

Yaitu menjaga keseimbangan antara akal dan wahyu, antara jasmani dan rohani, antara hak dan kewajiban, antara kepentingan individual dan kemaslahatan komunal.

"Selanjutnya, antara keharusan dan kesukarelaan, antara teks agama dan ijtihad tokoh agama, antara gagasan ideal dan kenyataan, dan antara masa lalu dan masa depan," katanya.

Sementara itu Ketua FKPP Kota Semarang, Samsudin menyampaikan terimakasih kepada pihak-pihak terkait yang telah membantu berjalannya kegiatan tersebut.

Kegiatan seminar penguatan wawasan kebangsaan dan moderasi beragama terselenggara atas kerja sama berbagai pihak salah satunya dengan JPMB Kota Semarang.

"Ada 310 an peserta yang terdiri dari pelajar, mahasiswa dan santri. Kami berharap Pemkot Semarang dapat terus memfasilitasi kegiatan-kegiatan penting seperti ini," katanya. (CN-7)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama