![]() |
| Puluhan orang menggelar aksi solidaritas memperingati setahun belum terungkapnya kasus pembunuhan Iwan Boedi di depan Polda Jateng, Jalan Pahlawan Semarang, Kamis 24 Agustus 2023. (Foto/dok) |
SEMARANG, Titah.ID - Sekitar 50 an orang menggelar aksi solidaritas memperingati setahun belum terungkapnya kasus pembunuhan Aparatur Sipil Negara (ASN) Bapenda Kota Semarang Iwan Boedi.
Genap sudah setahun tragedi kemanusiaan itu terjadi sejak mendiang Iwan Boedi tidak pulang ke rumah sejak 24 Agustus 2022 sampai 24 Agustus 2023.
Kasus tersebut hingga kini masih menjadi misteri sejak jasad mendiang ditemukan hangus terbakar dan tercerai-berai di Pantai Marina, Kota Semarang hampir setahun lalu itu.
Pastur Gereja Katolik Eduardus Didik Cahyono SJ yang turut serta dalam aksi mengatakan siapa pun tidak menghendaki adanya perlakuan buruk kepada manusia apapun agamanya.
Menurut Pastur Didik Cahyono, molornya penyelesaian kasus pembunuhan mendiang Iwan Boedi menjadi keprihatinan bersama.
"Kami tidak ingin hal ini menjadi preseden buruk bagaimana nyawa manusia tidak ada harganya. Selain itu tidak dihormati di negara Indonesia yang masyarakatnya dikenal agamis ternyata membiarkan perlakuan buruk kepada anak bangsanya sendiri," kata Pastur Didik Cahyono, kemarin.
Oleh karena itu, pihaknya meminta kepada pemerintah, khususnya aparat penegak hukum agar terus memberikan perhatian.
Tak hanya itu, Pastur Didik juga meminta kepada semua pihak terkait agar terus berusaha keras dalam menyelesaikan kasus ini.
"Dengan peringatan satu tahun ini, kami mohon pihak-pihak terkait bersedia untuk lebih serius dan berusaha lagi untuk menuntaskan kasus ini," pintanya.
Ia berharap kepada pemerintah dan aparat penegak hukum untuk menyelesaikan kasus ini agar dapat menjadi pegangan bahwa hukum di Indonesia ditegakkan.
Pastur Didik mengajak masyarakat untuk membayangkan jika ada salah satu anggota keluarganya diperlakukan tidak manusiawi semacam itu.
"Tentu sebagai anggota keluarga kita tidak akan menerima ada anggota keluarga diperlakukan buruk seperti itu," terangnya.
Oleh karena itu, pihak keluarga akan terus mencari dan menuntut keadilan terkait pengungkapan kasus ini.
Ia berharap surat yang diberikan akan diperhatikan, ditindaklanjuti agar kasus ini semakin gamblang.
"Kami yakin semua pihak sudah berusaha keras, namun satu tahun bukan waktu yang pendek. Jangan sampai ada kasus di negeri ini yang tidak tuntas," terangnya.
Pastur Didik Cahyono akan terus mendorong aparat penegak hukum dalam meningkatkan kinerjanya dalam mengungkapkan kasus ini.
Menurut Pastur Didik, aparat kepolisian maupun institusi penegak hukum digaji negara dari pajak masyarakat.
Demikian halnya keluarga mendiang Iwan Boedi menjadi bagian dari masyarakat Indonesia yang juga membayar pajak.
"Maka kalau Anda tidak melakukan tugasnya dengan baik akan melukai hati keluarga korban juga hati masyarakat Indonesia lainnya," imbuhnya.
Terus Kawal Kasus
Putra kedua mendiang Iwan Boedi, Dionisius Andra menyampaikan rasa terimakasih kepada semua pihak yang terus mendukung terungkapnya kasus ini.
Ia meminta agar masyarakat terus mengawal kasus tersebut, jangan sampai menjadi sehelai kertas yang berterbangan yang akhirnya hilang terhempas oleh angin yang tidak sampai ke tujuan.
"Untuk masyarakat dan segala institusi yang terhormat terimakasih telah dengan ikhlas membantu kami.
Di pundak aparat kepolisian selaku pelindung dan pengayom masyarakat, pihaknya menaruh harapan.
Andra percaya dengan izin Tuhan dan dorongan alam serta hadirnya orang-orang ikhlas kasus ini akan terungkap.
"Terimakasih bapak Presiden, bapak Kapolri, Kapolda, Kompolnas, dan lainnya dalam satu tahun perjuangannya mengungkap kasus di Marina yang begitu misteri," imbuhnya. (RFS)

