![]() |
| Sejumlah guru dan pengurus melihat siswa saat berkreasi di SMK Muhammadiyah 1 Semarang, Jalan Indraprasta No 37 Semarang, Jumat 23 Juni 2023. (Foto/redaksi) |
SEMARANG, Titah.ID - Kurikulum merdeka yang digagas pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) dianggap sebagai upaya ikhtiar dalam mengembangkan potensi peserta didik sesuai dengan bakat dan minatnya.
Satuan pendidikan memiliki kewajiban untuk mengimplementasikan kurikulum merdeka tersebut.
Salah satu poin penting di kurikulum merdeka ialah pengembangan potensi peserta didik.
Hal itu disampaikan Pimpinan Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Semarang drs Sutarto, MM saat gelar karya siswa SMK Muhammadiyah 1 Semarang, Jalan Indraprasta No 37 Semarang.
"Pemerintah memiliki kebijakan terkait penyelenggaraan pendidikan berupa kurikulum merdeka. Jadi semua peserta didik tidak dipaksakan untuk ahli sains, matematika, bisnis dan lainnya, tapi sesuai dengan potensinya," katanya, Jumat 23 Juni 2023.
Menurut Sutarto, pihak sekolah berkewajiban mencari potensi yang dimiliki para siswa, kemudian mengembangkannya.
Misalnya, kata dia yang pintar seni akan tampil di pentas seni, qiroat dan lainnya akan ditampilkan.
Kemudian yang memiliki potensi di bidang olah raga dikembangkan olah raganya. Jadi semuanya sejajar, tidak ada yang lebih unggul.
"Asalkan potensi tersebut dikembangkan dan dikelola dengan baik insyaallah kemandirian akan muncul," terangnya.
Ia menjelaskan, di kurikulum merdeka ada profil pelajar Pancasila, seperti beriman, bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, kemandirian, dan lainnya.
Ia mencontohkan, di SMK Muhammadiyah 1 Semarang ada animasi, akutansi digital, bisnis digital yang muaranya untuk mendidik kemandirian para siswanya.
Sikap Gotong-Royong
Kemudian sikap gotong-royong, rasa empati dan peduli terhadap sekolah, peduli, guru, teman-temannya dan lainnya.
"Selanjutnya bernalar kritis, berkebhinekaan global untuk menyiapkan generasi Indonesia Emas di masa yang akan datang," imbuhnya.
Ketua Komite Sekolah SMK Mutu 1 Semarang Slamet Widodo mengapresiasi kegiatan tersebut.
Menurutnya, peserta didik dibekali sikap gotong-royong dan mandiri dalam bekerja sama membuat suatu kegiatan yang nantinya akan memunculkan kreativitas dan inovasi.
"Jadi siswa tidak hanya sekadar science tapi juga diimbangi dengan seni. Di sini anak-anak mengembangkan kreativitas sesuai dengan potensi yang dimiliki baik secara individu maupun kelompok," katanya.
Sementara itu, Wakil Ketua Kurikulum SMK Muhammadiyah 1 Semarang Dwi Kartika Sulistyo Rini, S.Pd menambahkan tema projek P5 kali ini adalah terkait dengan Suara Demokrasi.
Tujuannya, untuk mengenalkan peserta didik dalam mengimplementasikan tema tersebut di ruang lingkup sekolah.
"Di antaranya adalah Pemilos. Alhamdulilah siswa-siswi kami sudah melaksanakannya, mulai dari perencanaan, sosialisasi sampai pelaksanaannya. (RFS)

